PADEPOKAN INSAN MUTTAQIN



   PADEPOKAN INSAN MUTTAQIN adalah Padepokan yang mempelajari Jurus Fisik pencak silat dan Tenaga Dalam Daya Murni, Insan Muttaqin sendiri di ambil dari bahasa Arab, (INSAN) yang berarti Manusia dan (MUTTAQIN) yang berarti Takwa, jadi bisa di artikan Padepokan insan muttaqin ini ialah Padepokan manusia yang bertaqwa, Nama ini sengaja di ambil oleh Bapak.Rudiyanto
selaku Guru pembimbing sekaligus pendiri Padepokan Insan Muttaqin ini dengan harapan Padepokan ini bisa menumbuhkan Murid-murid yang bertakwa, adapun takwa yang di maksud ialah takwa dalam menjalani aturan-aturan Agama.

   Dan perlu di ketahui juga, bahwa ilmu tenaga dalam yang di ajarkan di padepokan ini ialah ilmu alam atau daya murni dengan olah nafas, olah nafas ini juga biasa di sebut dengan senam pernafasan biomagnetik, di mana tidak ada unsur Jin sama sekali di dalamnya, karna di dalam Agama Islam sendiri tidaklah di benarkan memohon ilmu/pertolongan pada selain Allah SWT, seperti misal pada Jin, Benda-benda yg di anggap mempunyai kekuatan ghaib, apalagi dengan cara melakukan beberapa Ritual tertentu atau amalan tertentu seperti puasa-puasa khusus, shalat khusus dan lain sebagainya karna selain Musrik itu juga di sebut Bid'ah dalam Agama atau melakukan suatu amalan di luar ajaran Syari'at Islam,

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

“Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yang baru, karena sesungguhnya mengadakan hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat”
[Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].

Adapun tujuan di dirikannya Padepokan ini selain mempelajari jurus pencak silat ialah sebagai wadah untuk belajar ilmu-ilmu Agama yang sesuai dengan Syari'at Islam, di mana mempelajari ilmu Agama untuk mengharap Ridho Allah SWT untuk kebahagiaan Akhirat itu jauh lebih Utama di banding mempelajari sesuatu hal tapi hanya bersifat Duniawi saja.

Allah Ta’ala berfirman;

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآَخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS. Asy Syura: 20)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda;

 مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ إِلاَّ لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Barangsiapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya ia niatkan untuk mengharap wajah Allah ‘azza wa jalla, namun ia malah niatkan untuk menggapai dunia, maka di hari kiamat ia tidak akan mencium bau surga” (HR. Abu Daud no. 3664 dan Ibnu Majah no. 252, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).


Tidak ada komentar :

Posting Komentar