MA'RIFATUL INSAN

Ma'rifatul Insan


Setelah pembahasan Ma'rifatullah, kini kita membahas tentang Ma'rifatul Insan.
jika Ma'rifatullah sendiri bermakna Usaha Manusia untuk mengenal Allah, berarti Ma'rifatul Insan berarti maknanya Usaha Manusia untuk mengenal diri sendiri. Seorang dapat dikatakan sebagai manusia apabila ia memanfaatkan 3 potensinya yaitu hati, telinga, dan mata, Apabila ke-3 itu dapat dimanfaatkan dengan baik maka itulah manusia.


Manusia sendiri terbagi menjadi 2, yakni Basyar dan Insan.

Basyar 
Basyar berarti manusia biasa (tidak pernah memikirkan), Firman Allah:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS: Al-A'raf Ayat: 179)

Insan
Insan berarti manusia yang berfikir, Firman Allah:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali Imran (3): 190-191)
 

Termasuk yang manakah kita ini, Basyar ataukah Insan?
dari firman-firman Allah di atas, tentulah kita menginginkan diri kita ini termasuk golongan manusia yang di sebut Insan, Lantas bagaimana Caranya agar kita ini termasuk Manusia yang di sebut Insan?
Pernahkah kita merenungi bahwa siapa diri kita?
Untuk apa kita di dunia?
Apa tujuan kita di dunia?

Ada 3 hal pokok yang harus kita pahami yaitu?
1. Fungsi Manusia
2. Tujuan Manusia
3. Peran Manusia

1. Fungsi Manusia sebagai "Kholifah"
Firman Allah:

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di muka bumi itu seorang khalifah.” Mereka berkata: “Apakah Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS al-Baqarah:30)

Arti dari "kholifah" itu sendiri ialah seorang pemimpin/wakil Allah di bumi yang memegang kekuasaan di bumi dengan menegakkan hukum Islam.


2. Tujuan Manusia ialah Beribadah
Firman Allah:
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (QS Adz Zariyat : 56)

Manusia tinggal di bumi hanyalah untuk beribadah dan menyembah/menghamba kepada Allah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT agar menyembah kepadanya. Kata menyembah sebagai terjemahan dari lafal ‘abida-ya’budu-‘ibadatun (taat, tunduk, patuh). Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun terpaksa.


  • Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya, dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan sebagainya.

  • Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam konteks mencari keridhaan Allah SWT


Jadi, setiap insan tujuan hidupnya adalah untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, terjauhkan dari kegelisahan dan kesengsaraan bathin. Sedangkan diakhirat kelak, kita akan memperoleh imbalan surga dan dimasukkan dalam kelompok hamba-hamba Allah SWT yang istimewa
Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi :

“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)

Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepadanya. Islam telah memberi petunjuk kepada manusia tentang tata cara beribadah kepada Allah. Apa-apa yang dilakukan manusia sejak bangun tidur samapai akan tidur harus disesuaikan dengan ajaran Islam.

Jin dan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT mempunayi tugas pokok di muka bumi, yaitu untuk mengabdi kepada Allah SWT. Pengabdian yang dikehendaki oleh Allah SWT adlah bertauhid kepadanya, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Jin dan manusia wajib mengesakan Allah dalam segala situasi dan kondisi, baik dalam keadaan suka maupun duka.

Petunjuk Allah hanya akan diberikan kepada manusia yang taat dan patuh kepada Allah dan rasulnya, serta berjihad dijalannya. Taat kepada Allah dibuktikan dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Taat kepada rasul berarti bersedia menjalankan sunah-sunahnya. Kesiapan itu lalu ditambah dengan keseriusan berjihad, berjuang di jalan Allah dengan mengorbankan harta, tenaga, waktu, bahkan jiwa.

3. Peran Manusia ialah Mengemban amanah Dinul Islam
Firman Allah:
Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semua enggan memikulnya dan merasa berat daripadanya dan manusia memikulnya. Sesungguhnya adalah dia zalim lagi bodoh.” (QS.33: 72).

Dari penjelasan di atas maka bisa kita pahami, bahwa peran manusia di bumi ialah menegakkan Islam dengan seutuhnya, maka Manusia yang seperti itulah yang bisa di sebut dengan Insan dan itulah manusia yang sebenar-benarnya. 

1 komentar :

  1. sebagai seorang insan,sudah di level manakah iman kita.?
    Iman Ilmu kitab.?
    Iman Ainul yaqin.?
    Iman haqqul yakin.?
    Iman Kamalulyaqin.?

    QS 61:2-3..🙄☺

    BalasHapus